kumpulan puisi karya usmar ismail
KumpulanPuisi. Puntung Berasap (1950) Karya lainnya. Pengantar ke Dunia Film. Usmar Ismail Membawa Film (editor J.E. Siahaan) (1983) • SIAPA Sultan Aji Muhammad Idris? Ditetapkan Sebagai
PuisiRefleksi Seorang Pejuang Tua Karya Taufik Ismail: Apakah kamu sedang mencari puisi karya Taufik Ismail yang berjudul Refleksi Seorang Pejuang Tua? Kebetulan sekali, karena kali ini kami pun akan menyajikan puisi karya Taufik Ismail tersebut dengan judul: "Refleksi Seorang Pejuang Tua" bagi kamu yang sedang mencarinya.
PuisiYang Selalu Terapung Di Atas Gelombang Karya Taufik Ismail: Apakah kamu sedang mencari puisi karya Taufik Ismail yang berjudul Yang Selalu Terapung Di Atas Gelombang? Kebetulan sekali, karena kali ini kami pun akan menyajikan puisi karya Taufik Ismail tersebut dengan judul: "Yang Selalu Terapung Di Atas Gelombang" bagi kamu yang sedang mencarinya.
KumpulanPuisi Karya Taufik Ismail; Match case Limit results 1 per page. Click here to load reader. Post on 02-Jul-2015. 1.849 views. Category: Documents. 7 download. Report. Download; Facebook. Twitter. E-Mail. LinkedIn. Pinterest. Tags: kami cambuk dengan puisi; harga diri kita digantung; ketika sebagai kakek;
Citra pada awalnya adalah sajak karya Usmar Ismail tahun 1943. Dalam perkembangannya, beliau mengangkatnya sebagai suatu pertunjukan sandiwara, yang tokoh
Site De Rencontre Au Senegal Gratuit. Usmar Ismail dan Contoh Puisinya - Sastrawan yang akan kita bahas biodata dan contoh karya sastranya saat ini adalah Usmar Ismail. Beliau lahir 20 Maret 1921 di Bukittinggi, Sumatera Barat, meninggal tahun 1971 di Jakarta. Pendidikannya di AMS-A II Yogyakarta dan Sekolah Menengah Tinggi Jakarta sampai tamat 1943.Di zaman pendudukan Jepang, Usmar Ismail mulai menulis puisi, cerita pendek, esai, dan drama. Kemudian kegiatannya mengarah pada dunia film dia menjadi sutradara dan menulis skenario film, terkadang juga menjadi juri festival masa pendudukan Jepang, beliau mendirikan Sandiwara Maya awal tahun 1944 sebagai imbangan terhadap badan propaganda Pusat Kebudayaan. Sesudah Indonesia merdeka, beliau pindah dari Jakarta ke Yogya dan mendirikan majalah Tentara dan Patriot. Majalah-majalah ini berubah menjadi surat kabar harian dan majalah kebudayaan dan kesusastraan Arena. Sesudah Aksi Militer II Desember 1948, beliau yang berprofesi sebagai wartawan-politik Antara datang ke Jakarta, sempat ditahan Belanda empat bulan atas tuduhan ambil bagian dalam aksi dari tahanan beliau memperdalam pengetahuannya dalam dunia film, dengan masuk South Pacific Film Corporation. Dia pun mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia Perfini, 1950. Lalu mengikuti kuliah di fakultas Theatre Arts pada University of California di Los Angeles atas biaya Rockefeller Foundation awal tahun 1952 selama delapan bulan. Kemudian meninjau Eropa Barat, terutama karya-karya sastranya Tempat yang Kosong, Mutiara dari Nusa Laut 1944, Sedih dan Gembira 1948, Puntung Berasap 1950, dan Mengupas Film 1983, editor Siahaan. Sejumlah karya lainnya ada dalam antologi Gema Tanah Air 1949 susunan Jassin dan Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang 1948 susunan Jassin pula. Berikut 5 contoh puisi Usmar Ismail yang bisa sobat RasaApa hendak dikataJika rasa bersimarajalelaDi dalam batin gelisah sajaSeperti menanti suatu yang tak hendak tibaPelita harapan berkelip-kelipTak hendak padam, hanyalah lemah segala sendiBertambah kelesah hati yang gundahSangsi, kecewa, meradang resahbenci, dendam...........rindu, cinta......... Ah hujan rinai di waktu anginbertiup kencang memercik mukakemudian reda............ tenang.......Didalam mata air bergenangKembali harapan, kekuatan semakin nyataDari yang sudah-sudah, sebelum jiwaDiserang rasa........................ Caya Merdeka Kepada Tanah Airku Sekali aku terbangun dalam cerkammu, Dari dalam jurang yang gelap-hitamKau renggut aku hingga akar-jiwakuKau angkat aku membubungMenatap wajah Suria Merdeka..............Buta aku disorot nikmat sinar gemilang,diseret hanyut gelora asmaramu,kemudian kau lemparkan dakuke pantai tiada nyata!Telah kau remuk akuBersatu padu dengan sinarmuTak mungkin aku kan surut lagiSampai airmu lipur cayamu dalam matiku...........Akan mengembus anginDari tepi kuburku ke tiap penjuru,Membawa nikmat Caya Merdeka ................Dan Sujudlah aku Di hadirat Tuhanku menungguPutusan akhirku di dunia baka! Kita Berjuang Terbangun aku, terloncat pandang jauh keliling,Kulihat hari tlah terang, jernihlah falakTelah lamalah kiranya fajar menyingsing Kuisap udaraLegalah dada,Kupijak tanahTiada bisikanHatiku rawan“Kita berperang ,Kita berjuang!”Sebagai dendang menyayu kalbuBangkitlah hasrat damba nan larangIngin ke medan ridlah menyerbu“Beserta saudara turut berjuang!” CitraCitra, engkaulah bayanganWaktu subuh mendatangCitra, kau gelisah malamDalam kabut suramKau dekap malam kelamPelukan penghabisanKau singkap tirai kabutDan selubung Tenggelam kau jumpaiDi dalam rimba malamKau buka pagi baruSenja nyawamuCitra, kau bayang abadiDalam kabut fajar Kudengar Adzan Kudengar adzanmu diwaktu subuh Memudja Tuhan berharap ada lindungan,Suaramu menjebar benih jakinku tumbuhKali ini, engkaulah pembawa gemilang zamanDalam badanku lemas dingin sekudjurMengalir darah tjair memanas......
Puisi Hubungan Karya Usmar Ismail Hubungan buat imperialis kuning Asal kau tahu... Jika kita berdepan muka bukan sebagai kau dan aku engkau lambang tampuk kuasa aku bangsa hendak merdeka Jika sudah, kartu terlempar-buku di atas meja! Februari, 1945CatatanPuisi "Hubungan" merupakan puisi pendek yang dikarang oleh Usmar Ismail, yang terkenal sebagai sutradara dan produser film Indonesia. Meskipun lebih dikenal dalam dunia perfilman, Usmar Ismail juga memiliki kecintaan terhadap sastra dan menulis beberapa adalah beberapa hal menarik yang dapat diinterpretasikan dari puisi pendek iniIdentitas dan Kekuasaan Puisi ini menyoroti hubungan antara dua entitas yang berbeda, yang mungkin dapat mewakili individu atau kelompok tertentu. Ada kontras antara "kau" sebagai simbol kuasa dan "aku" sebagai simbol bangsa yang ingin merdeka. Puisi ini mencerminkan konflik dan ketegangan dalam hubungan Kemerdekaan Puisi ini mengekspresikan semangat kemerdekaan dan tekad untuk mencapai kebebasan. Dengan menggunakan kata-kata seperti "bangsa hendak merdeka," puisi ini menggarisbawahi perjuangan dan semangat untuk mencapai kemerdekaan dari Penggunaan simbolisme dalam puisi ini terlihat dalam baris terakhir. Kartu yang dilemparkan dan buku yang diletakkan di atas meja bisa diartikan sebagai simbol penolakan dan perlawanan terhadap kekuasaan yang ada. Hal ini dapat mencerminkan semangat perubahan dan penggulingan sistem yang tidak puisi ini singkat, ia mencoba menyampaikan pesan yang kuat dan bersemangat. Puisi ini mencerminkan semangat perjuangan, kemerdekaan, serta penolakan terhadap penindasan dan kekuasaan yang tidak adil. Puisi Hubungan Karya Usmar Ismail
Usmar Ismail 1921-1971 Citra, Engkaulah bayangan, waktu subuh mendatang Citra, Kau gelisah malam dalam kabut suram! Kaudekap malam kelam pelukan pengabisan, Kausingkap tirai kabur dan selubung….. Tenggelam kau jumpai dalam riba malam….. Citra, Kau bayang -an abadi dalam kabur fajar. Sumber Djawa Baroe, 23, 12 Januari 1943.
Pujangga dan Cita-Cita Bertanya aku pada Pujangga Jikalau Tuan orang pemuja Cita-cita yang suci murni Pernahkah Tuan menguji diri Membongkar batin 'nyiasat jiwa Sebelum Tuan ikut bernyanyi? Benarkah menyala di dada Tuan Asia Raya, Buah pujaan? Janganlah hendaknya, wahai Pujangga Cita-cita jadi mainan kata, Sekedar untuk pengisi 'laman Sebagai hiburan sendau-gurauan! Carilah dulu perjuangan jiwa Carilah Asia di dalam dada! Jikalaulah jelas di dalam hati 'lah berpadu jiwa dan cita-cita Pujalah Tuan Pembangkit bangsa Tuanlah Pujangga seni sejati! Sekiranya Tuan hanyalah bijak berkata-kata Bah'gialah dengan Kurnia Yang Maha Esa Tapi janganlah, jangan disentuh "Taruhan Jiwa" Berdosalah Tuan kepada Asia... Kepada Bangsa. Puisi Pujangga dan Cita-Cita Karya Usmar Ismail
Puisi Kita Berjuang Karya Usmar Ismail Kita Berjuang Terbangun aku, terloncat duduk Kulayangkan pandang jauh keliling Kulihat hari 'lah terang, jernih 'lah falak Telah lamalah kiranya fajar menyingsing. Kuisap Legalah dada Kupijak tanah Tiada guyah. Kudengar bisikan Hatiku rawan "Kita berperang, Kita berjuang!" Sebagai dendang menyanyi kalbu Bangkitlah hasrat damba nan larang Ingin ke medan ridlah menyerbu "Beserta saudara turut berjuang" Puisi Kita Berjuang Karya Usmar Ismail
kumpulan puisi karya usmar ismail